Sonar Sebagai Teknologi Komunikasi di Dalam Laut

Sonar (Singkatan dari bahasa Inggris: sound navigation and ranging) merupakan suatu peralatan atau piranti yang digunakan dalam komunikasi di bawah laut, sonar sendiri bekerja untuk mencari atau mendeteksi suatu benda yang ada di bawah laut dengan cara mengirim gelombang suara yang nantinya gelombang suara tersebut dipantulkan kembali oleh benda yang akan dideteksi. Sonar biasa dimanfaatkan dalam mengukur kedalaman laut, mencari lokasi dalam laut, mendeteksi kapal selam dan ranjau, menangkap ikan serta berbagai kegiatan komunikasi di bawah laut. Sebuah sonar terdiri dari sebuah pemancar, transducer, penerima/receiver, dan layar monitor. Sonar sendiri pada awalnya diinspirasi dari lonceng bawah air yang digunakan untuk mengukur kecepatan suara dalam air, kemudian berkembang dan dimanfaatkan dalam mendeteksi gunung es yang ada dalam laut ketika kapal laut melintas. Seiring dengan perkembangan waktu, sonar dimanfaatkan dalam perang dunia I untuk mendeteksi kapal selam. Semenjak itu sonar benar-benar dikembangkan dan dimanfaatkan dalam dunia militer dan perang.

            Awalnya dalam perkembangan sonar hanya terkenal adanya sonar pasif. Sonar pasif hanya mampu mengirim sebuah sinyal keluar tanpa bisa menerima kembali sinyal tersebut. Lalu seiring perkembangan teknologi, sonar memiliki kemampuan mengirim sinyal sekaligus sinyal yang dikirim tersebut bisa kembali. Frekuensi yang digunakan sonar dalam mengirim gelombang bunyi berada di atas 20.000 Hz atau pada daerah ultrasonik. Oleh karena itu sonar mampu mendeteksi benda-benda kecil sekalipun. Cara komunikasi ini juga digunakan oleh mamalia laut seperti lumba-lumba, paus, anjing laut dan sebagainya. Oleh karena itu bisa dikatakan sonar diinspirasi dari mamalia laut. Namun, perlu diketahui keberadaan sonar sendiri dapat mengakibatkan dampak negatif pada mamalia laut. Hal ini dikarenakan gelombang bunyi yang dikirim sonar dapat mengacaukan sistem komunikasi mamalia laut sehingga sering terjadi missed communication dan mengakibatkan banyak mamalia laut yang terdampar di pantai akibat dari pengiriman sinyal sonar.

            Keberadaan sonar melengkapi kemajuan teknologi komunikasi dan mampu menutupi kelemahan yang ada pada teknologi radar. Radar memiliki kelemahan pada air. Hal ini dikarenakan radar memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang tidak dapat merambat dalam air. Hal ini yang menjadi hambatan dalam komunikasi kapal laut dan kapal selam, sehingga sonar menjadi jalan keluar yang baik untuk komunikasi bawah laut. Namun sonar sendiri masih memiliki banyak kelemahan diantaranya kecepatan mengembalian sinyal yang dipengaruhi oleh suhu dan salinitas air laut. Suhu dan salinitas air laut dapat merubah kerapatan air sehinnga sinyal yang kembali bisa terhambat atau malah bisa lebih cepat. Terkadang sinyal sonar yang dikirim untuk mendeteksi kapal selam sering kali mengalami kegagalan. Hal ini dikarenakan kapal selam lawan berada dalam daerah yang dimana suhu dan salinitas laut pada daerah tersebut dapat memantulkan rambatan suara yang datangsehingga kapal dapat terhindar dari deteksi sonar yang dikirim. Daerah lapisan laut ini biasanya disebut dengan “daerah kedap” transmisi gelombang udara (shadow zone). Selain itu ada pula kapal selam yang terbuat dari material yang mampu meminimalisir pantulan dan merusak atau mengacaukan sistem sonar aktif dari lawan.

           

 

 

 

 

 

Sonar yang dikenal dalam dunia militer biasanya adalah sonar bouy. Sonar ini dimanfaatkan pada heli anti kapal selam. Sonar ini bekerja dan digantung pada sebuah kabel dan heli bergerak diatas perairan sambil menyeret sonar. Sonar ini digunakan untuk mencari posisi kapal selam musuh. Selain itu sonar juga dimanfaatkan dalan penggunaan sebuah torpedo. Hal ini bertujuan agar akurasi penebakan kapal musuh semakin tinggi dan tepat sasaran. Sonar yang digunakan bisa sonar pasif maupun sonar aktif. Torpedo yang sudah dipasang perangkat sonar antara lain torpedo jenis Mk 37. Sonar pada kapal selam biasanya dimanfaatkan untuk komunikasi antar kapal selam atau kapal selam dengan kapal laut yang sepihak. Selain sonar, konunikasi di bawah laut juga memanfaatkan laser inframerah. Alat ini juga digunakan dengan tujuan yang hampir sama dengan sonar yaitu mengumpulkan informasi tentang lingkungan air, dari mendeteksi tambang untuk pemetaan bawah dasar laut. Namun sebagian banyak orang lebih memilih teknologi sonar dikarenakan energi yang digunakan tidak begitu besar serta tidak adanya efek radiasi dan kenaikan suhu.

Tinggalkan komentar